Saturday, November 8, 2014

Perjalananku ke Tongren, Indo-Singapore-Guangzhou

Hari selasa, 30 September 2014

Hari ini adalah kepergianku..
Sekitar pukul delapan pagi, budheku datang dengan sebuah mobil untuk mengantarkan aku ke bandara. Dengan ditemani nenek, mak wik, ayah, ibu, kakakku, dan sepupuku kita ke bandara.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam, tenggorokanku sakit kering.aku tak bisa membayangkan bagaimana nantinya apabila bertemu pacarku, spontan saja, pacarku sudah ada dibandara dan menyambutku ketika aku turun mobil.
Aku merasa tegar bila dia ada. Aku tak ingin pergi, biarlah waktu berhenti saat itu juga. Aku hanya bisa menoleh melambaikan tanganku sampai petugas menyuruhku untuk masuk. Air mataku terus mengalir. Dan jarak ini dimulai..


Kuala Lumpur

Akhirnya tiba dikuala lumpur, bandara yang seperti mall membuat aku sempat kebingungan mencari tempat transit, apalagi sewaktu Tanya dengan satpam,  aku Tanya menggunakan bahasa indonesia tapi sama satpamnya malah dimarahi katanya udah jelasjelas ada tulisan pake bahasa inggris, akhirnya dengan bahasa inggrisku yang ak ulang-ulang penataan letaknya, satpam itu paham. Dan menyuruh kami lewat behind lift. Kami terdiam beberapa saat di belakang lift, dan bengong kita lagi ngapain. Hahahaha.. akhirnya Temanku Tanya lagi pada beda orang dan kita naik lantai tiga. Sampai dilantai tiga, aku belum makan siang, sedangkan dibandara disana sepanjang perjalanan banyak restoran, akhirnya karena aku dipaksa makan aku pesen juga di “nyonya colors”awalnya aku masuk ke kedai makan tersebut karena murah posternya, skitar RM 8 udah dapat semangkuk nasi ama minum, waktu aku masuk ternyata ada yang lebih murah yahh nasi lemak bungkus, harganya RM 3,50. Dan aku pesan air mineral yang harganya RM 3,90. Itu harga apa IPK Cum Laude? :D
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan sekitar pukul 19.30 disini belum gelap, dan kita check in, luassnya membuat kakiku kesemutan, oh iya aku juga dapat kenalan orang Jakarta, namanya lupa, dan dia hobinya wisata keluar negri. Keren… selo bgt hidupnya..
Waktu diruang tunggu, semuanya Chinese, waaa semua mata tertuju padaku, aku satu satunya orang yang memakai jilbab.
Sambil menunggu, aku cari wifi, walaupun sinyalnya rebutan.

Bandara GuangZhou

Sekitar pukul 01.00 tanggal 1 Oktober 2014 tiba di Guangzhou, yah perjalanan yang sangat melelahkan, saat tulisan ini diketik aku masih nunggu jemputan yang akan jemput jam 06.40, bahkan sekarang pukul 02.00 jadi kurang berapa jam ya… jari mana… pinjem jariiii…
Digigitin nyamuk, dan semua orang yang lewat langsung melirik ke aku, lagi lagi mungkin karena aku asing tapi percayalah bahwa diantara mereka yang lama menunggu sangat jarang untuk duduk dilantai bahkan mereka lebih milih untuk berdiri, tapi tidak apa2 ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di China.. Alhamdulillah..






^^
Ku lihat jam ditangan, harusnya jie Tika sudah jemput kami, akupun berusaha untuk dapat jaringan wifi, setelah jam 8 pagi, akhirny jie Tika menampakan diri, yah dia sempat telpon aku padahal nomorku masih nomor Indonesia. Itu pasti mahal..
Dari Bandara Guangzhou, jie Tika memberikan pilihan yang pertama naik taksi lebih mudah cepat sampai tapi harus rela mengeluarkan uang 100yuan. Akhirnya kami mengambil opsi yang kedua yaitu menggunakan kereta bawah tanah dilanjutkan naik taksi.
suasana didalam kereta bawah tanah
Pertama kita turun ke ruang bawah tanah, dan tangganya sangat tinggi, kemudian memesan tiket dengan cara system pencet-pencet dilayar langsung bayar dimesin tersebut, kemudian akan keluar koin warna hijau bentuknya kayak permen penyegar tenggorokan hihihi.. harganya dari 2 yuan-8yuan tergantung jarak yang ditempuh.



rute kereta bawah tanah

Pertama kami booking hotel karena tiket kereta api hari ini tidak ada, jadi kami masing2 pesan hotel didaerah Guangzhou, harga per malamnya 248 yuan. Dengan kamar bisnis dan toilet yang sedemikian bagusnya.

Kemudian kami makan, porsinya besar. Sampai tidak habis satu piring, dan makanan disini tidak semua menjual air minum, jadi kemana-mana aku bawa botol aqua. Kami membeli tiket keereta dari Guangzhou ke tongren untuk perjalanan besok , harganya 322.50 yuan. 

Lalu kami naik bis yang berhenti disetiap shelter, dengan merogoh kocek 2 yuan kami mengelilingi Guangzhou, tujuan pertama adalah jalan Beijing.

Jalan Beijing

Saat kami kesana bertepatan dengan hari kemerdekaan, seluruh jalan ramai orang lalu lalang.
Kami memutuskan untuk mencicipi beberapa makanan di Guangzhou,


Setelah perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan dengan kereta bawah tanah.
jalan Beijing


Kami jalan-jalan ke taman yuexiu park dengan jalan kaki, tujuan kami adalah patung 5 kambing yang terkenal di Guangzhou. Setelah mendaki sekitar 15 menit akhirnya kami sampai. Konon lima kambing tersebut merupakan pemberian lima orang suci kepada warga Guangzhou yang ribuan tahun lalu hidup sangat miskin.

Kelima orang suci tersebut menggunakan kambing tersebut untuk memberkati kota agar menjadi sejahtera. Setelah lima orang suci itu meninggalkan Guangzhou, kelima kambing itu pun seecara ajaib berubah menjadi batu.
Sejak itu, ekonomi Guangzhou secara perlahan membaik dan akhirnya berhasil menjadi sejahtera seperti yang diminta warga kepada kelima orang suci tersebut.
Setelah merasa puas, kami kembali dan terpikir untuk menggunakan angkutan untuk kembali turun, tetapi membayangkan harus merogoh kocek 10 yuan per orang membuat kami enggan melakukannya.
Canton Tower (广州)

Hari semakin sore kami melanjutkan perjalanan menuju Canton Tower. Tepat saat kami sampai disana, lampu pada tower baru saja dinyalakan. Banyak pengunjung memenuhi sekitar tower.





^^
akhirnya tibalah hari dimana aku dan temanku berangkat ke Tongren, yah selama satu tahun akan tinggal di daerah itu. siang hari sekitar pukul 10 pagi dengan naik taksi kami berangkat. sesampai di stasiun banyak sekali kerumumnan orang yang akan naik kereta, seperti antri sembako, yah karena ini adalah liburan hari kemerdekaan China. nahh sebelum naik kereta, sudah banyak orang yang menunggu, akhirnya ketika pintu dibuka kami lari, akupun tidak tahu untuk apa lari, dengan menenteng koper yang beratnya 16 kg dan tas ransel naik turun tangga akhirnya sampai dikereta.
menurutku dan temanku, petugas kereta tidak seramah di Indo, mereka cantik tapi galak hehehe
sesampai di dalam baru tahu ternyata orang-orang pada lari ingin mendapatkan bed yang bawah, karena aku datang terakhir aku dapat bed yang atas sendiri, awalnya takut tapi okelah latihan manjat.koperku aku taruh dibawah bed bawah, untung sama ayahku sudah digembok jadi walopun tidur di bed atas bisa tenang.
suasana didalam kereta

0 comments:

Post a Comment