Thursday, January 8, 2015

Sepenggal kisah hidup umat Islam di China

Aku tak pernah membayangkan bila diriku akan tinggal di negri rumpun bambu. Aku teringat saat masih kecil sekitar masa sekolah dasar, aku tertarik pada film putri huan zhu dimana semua pemerannya memakai baju tradisional dan yang paling menonjol adalah hiasan dikepala xiao yan zi bunga besar, dari film itu aku berharap bisa pergi ke China dan bisa beli hiasan dikepala.
Sepuluh tahun berlalu, kini aku benar-benar berada di China, walaupun aku satu-satunya orang dikota ini yang menggunakan jilbab tapi aku tetap mempertahankannya. Awalnya aku bingung dengan waktu solat dinegara ini, karena tidak ada suara adzan. Akhirnya aku menyamakan waktu dengan di Indo, saat itu musim gugur akhir, terbit dan tenggelam matahari hampir sama dengan waktu di Indo.
suatu ketika seorang dosen menghampiriku, beliau bertanya "kenapa sih kamu kok pakai jilbab?" lantas aku jawab "ini karena agamaku." lalu beliau kembali bertanya "berarti kamu gak sisiran, rambutnya tidak dirawat ya?" lalu aku jelaskan, dan beliau sepertinya tertarik dengan islam. ada juga temanku yang tahu jika aku tidak makan babi. lalu dia pikir agamaku adalah Budha dan dia pikir aku tidak makan yang bernyawa -_-
jikapun saat ingin makan jajanan diluar, jajanan sosis mie yang siap saji  ataupun menu makanan perlu diwaspadai. Pasalnya, aku tiap kali pengen beli makanan diluar, pasti pedagang menggunakan minyak babi. Pernah suatu ketika aku bersama temanku makan di pedagang kaki empat, aku dan temanku pesan nasi goreng, aku udah bilang tanpa daging babi minyaknya pakai minyak sayur. Pas aku mau makan, temanku liat ada daging, terus dia Tanya ke aku “eh ini ada daging babinya, kalau dipinggirin dagingnya gimana?” akhirnya aku pesan lagi dengan syarat minyak sayur tanpa daging babi, harganya pun terus dinaikin.
nasi goreng babi

Untuk menghindari hal-hal seperti itu lagi, dosenku menempatkan aku disebuah apartemen guru. Walaupun tidak begitu bagus tapi lumayan bisa masak sendiri di apartmn dan bisa melaksanakan solat 5 waktu dengan tenang. Untuk biaya hidup di China jika tidak masak, satu bulan minimal harus menyediakan 400 yuan (800ribu) itupun kalau makan dikantin harganya lebih murah kalau aku disini 300yuan (600ribu) itu udah termasuk bayar wifi yang satu bulannya 50yuan, dan bisa makan 3 kali sehari serta bisa jalan-jalan. Hehehe hemat ga?
Saat musim dingin mau wudzhu aku menggunakan air panas, karena awal-awal musim dingin aku menggunakan air biasa, air terasa seperti es, dan jari-jari tangan kakiku bengkak, bahkan sampai sekarang bekasnya masih ada.
jadwal sholat

Sudah hampir 4 bulan berada di Negara panda. Aku sangat rindu tanah kelahiran, aku kangen suara adzan. Pernah suatu ketika terbesit.. jika aku pulang nanti aku pengen rajin ke masjid, solat berjamaah. Karena selama disini aku solat sendirian. Aku juga kangen keluarga, hampir tiap malam aku memimpikan bertemu dengan keluargaku. Aku kangen cuaca diindo, iyaa.. disini aku selalu memakai tiga lapis baju dan jaket, karena sekarang ini sedang musim dingin, dan suhu udara mencapai -9 derajat.
Dan aku kangen kamu..
Pacarku yang selalu menunggu aku pulang. Terimakasih selalu mengkhawatirkan aku, aku disini baik-baik aja sayang.. kelak kita akan kembali bersama lagi, iyah… aku menanti hari itu

NB: jangan lupa buket bunganya ya :D  


1 comment:

  1. Halo reza, saya bln depan akan berangkat ke china untuk sekolah bahasa. Boleh minta kontak reza gak? Mau tanya2 tentang disana. Makasi

    ReplyDelete